Close

Sepi Mas ! PSK yang Mangkal di Terminal Rangakasbitung Mengeluh Pada Saat Pandemi

Ilustrasi

TOPTIME.CO.ID LEBAK- Wabahnya Covid 19 atau virus corona di tanah air berimbas lesunya berbagai sektor usaha. Ternyata, lesunya ekonomi di masa pandemi juga berimbas pada pendapatan Pekerja Seks Komersial (PSK) di Rangkasbitung.

Beberapa PSK yang biasa beroperasi di Rangkasbitung mengaku sepi dari pengunjung sejak perkembangan virus corona menjadi berita utama di media massa dan elektronik.

Pelangi bukan nama sebenarnya, seorang PSK yang biasa mangkal di sekitar Pasar dan Terminal Rangkasbitung mengaku sudah jarang ada pelanggan yang datang mencari jasa pemuas seks tersebut.

“Mungkin karena nyari duit susah, makanya yang jajan juga gak ada, ” kata Pelangi selasa (24/11/2020) dinihari.

Pelangi mengaku biasanya dalam satu malam dia bisa melayani 2 – 3 orang pelanggan, dengan tarif Rp 500 ribu, namun sejak ada wabah corona, terkadang dalam satu malam tak satu pun ada yang menggunakan jasanya.

“Benar-benar sepi pengunjung. Kadang malah kita coba SMS atau telepon pelanggan yang sudah sering datang, tapi mereka alasannya sedang sibuk. Padahal mungkin karena ekonomi sedang susah, ” kata dia.

Dia juga menambahkan, lebih banyak berdiam diri di rumah sambil menunggu panggilan melalui telepon.

“Percuma mangkal juga kalau sepi, malah keluar duit buat jajan, pemasukan gak ada. Dari kemarin saya belum dapat pelanggan satu pun, ” keluhnya.

PSK lainnya yang juga minta dirahasiakan, mengaku sudah 3 hari tak mangkal di sekitar Pasar dan terminal.

“Malas, sepi gak ada konsumen. Ini juga karena butuh saja makanya terpaksa keluar rumah. Dari jam 7 malem sampai larut malam tidak dapat (pelanggan) ,” kata wanita ini.

Demikan juga salah satu juru parkir liar yang biasa beroperasi di sekitar area warung esek-esek, yang minta namanya dirahasiakan, juga mengeluhkan hal serupa.

“Sepi bener sekarang bang. Jarang ada yang datang ke sini sekarang, ” kata pria ini.

Kata dia, paling banyak dalam satu malam hanya ada 2-3 orang yang berkunjung.

“Sudah seminggu ini gak bisa bawa uang kalau pulang. Paling hanya untuk beli rokok dan bensin,” kata dia. (*)

scroll to top