
LEBAK-Dalam buku Linguistik dan Khazanah Lokal Banten, dosen Pascasarjana PBI FKIP Untirna Banten, Dr Erwin Salpa Riansi Mpd, menjelaskan, jika makanan pada dasarnya adalah produk budaya masyarakat. Makanan merupakan hasil proses konstruksi. Manusia tidak secara spontan memakan sesuatu dari alam, melainkan mengolahnya terlebih dahulu.
Dalam perspektif kultural, makanan dapat diklasifikasikan menjadi lima kategori, yang pertama yaitu makanan dan nonmakanan, kedua makanan sakral atau suci, ketiga makanan pokok, makanan tambahan dan makanan selingan, ke empat makanan yang memiliki khasiat obat atau kesehatan dan kelima makanan kategori usia.(Arbal, 1997:2). Dalam semua masyarakat, makanan memainkan banyak peran dan dalam kehidupan sehari hari, makanan dapat sangat terikat dengan aspek sosial, agama dan ekonomi(Helman, 1994:37). Makanan bukan hanya dipengaruhi aspek lingkungan. Munculnya ragam dan jenis makanan dipengaruhi faktor sosial budaya, seperti adat istiadat, agama, suku bangsa, ataupun kepercayaan. Masyarakat Indonesia sejak dulu telah memiliki kebudayaan yang mantap, antara lain kebiasaan mengkonsumi makanan tradisional yang berciri diproses dengan resep warisan turun-temurun, dibuat dengan alat tradisonal, dan diolah dengan Teknik khusus agar rasa ataupun tampilannya khas.
“Termasuk Kue Jojorong, merupakan makanan Tradisional dengan resep warisan turun temurun,”kata Dr Erwin.
Berdasarkan penelitian, Dr Erwin mengatakan, data yang diperoleh dari penelitian, leksikon kelompok nama makanan tradisional khas Banten, tepatnya di Pandeglang ditemukan sebanyak 25 buah. Leksikon nama makanan tradisional yang ditemukan dapat dikategorikan menurut jenisnya, yakni sebagai berikut,(1) Leksikon nama makanan berjenis kudapan (Makanan ringan atau cemilan).(2)Leksikon nama makanan berjenis pengganti nasi(Mengenyangkan).(3) Leksikon nama makanan berjenis pendamping nasi.
Dari ke 25 jenis makanan asal Banten tersebut, Kue Jojorong termasuk kudapan atau makanan ringan atau cemilan berkelompok bersama kue atau makanan lainnya seperti Emping, Iwel, Leumeung, Talam, Gemblong, Apem, Pasung, Uli, Opak, Awug, Kanirem, Sasagon, Kikiping, Keceprek, Gipang, Balok Menes, Pais Ketug dan Kue Sorobaha.(*)