Close

IWO Sesalkan Ada Lurah Diduga Ancam Wartawan di Bekasi

screenshoot percakapan antara wartawan dan Lurah Pekayon yang diduga bernada ancaman

TOPTIME.CO.ID, BEKASI – Sebagai Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Kota Bekasi, Iwan Nendi Kurniawan menyesalkan masih ada saja ancam-mengancam pada pekerja jurnalistik.

“Jika keberatan dengan sebuah berita narasumber diberi celah untuk melakukan bantahan yakni hak jawab atau somasi melalui Dewan Pers seperti yang diatur dalam kode etik jurnalistik,”ucap Iwan.

Dia menjelaskan, ancam-mengancam pada wartawan sudah tidak cocok dilakukan apalagi oleh seorang pejabat birokrasi. Kan bisa minta hak jawab melalui Humas Pemkot kalau kepada media yang bersangkutan.

“Selama ini kan Humas Pemkot Bekasi menjadi corong pemerintah daerah untuk menjawab hal-hal yang ditulis seorang wartawan. Saya berharap Walikota Bekasi, Rahmat Effendi harus menegur siapapun pejabat di lingkup Pemkot Bekasi yang melakukan ancaman pada pekerja media,”tegasnya.

Sebelumnya, Yudhi, salah seorang Wartawan media online di Kota Bekasi mengaku merasa dirinya diancam oleh Lurah Pekayon terkait pemberitaan dengan judul “Wow!!! Lurah Pekayon Jaya Diajak Tour Ke China?”.

Yudhi mengungkapkan, pemberitaan yang dibuatnya pada Rabu, 13 Oktober 2019 terkait pemberitaan dugaan Lurah Pekayon Jaya, Rahmat Jamhari atau yang akrab disapa Jidor diduga ikut dalam rombongan ke China bersama Walikota Bekasi, Rahmat Effendi mencoba mengkonfirmasi namun tidak di gubris.

” Pada saat itu saya buat berita, dan sebelumnya saya coba komfirmasi yang bersangkutan melalui WhatsApp terkait keikut sertaanya ke China namum tidak menjawab. Setelah tanggal 15 (berita udah tayang red) baru Lurah merespon,” ungkap Yudi. Jum’at (15/11/19)

Yudhi menjelaskan kalau dirinya saat ini merasa terancem dengan balasan WhatsApp Lurah Pekayon.

” Salah satu isi balasan Lurah Pekayon, ‘saya sikat’ kita tunggu aja yaa sy bukttin. Jelas itu bentuk intimidasi terhadap wartawan. Padahal kita berkerja sesuai UU No 40 tahun 1999 tentang kebebasan Pers ini saya malah diancam saat konfirmasi sesuai Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik itu landasan kita mencoba konfirmasi yang bersangkutan,” jelasnya.

Yudhi juga menegaskan, jelas aksi ancaman tersebut merupakan bentuk ketidak transparansinya para pemangku jabatan selaku publik figur terlebih sebagai abdi negara yang menunjukkan sebuah sikap arogansi pejabat di Pemerintah Kota Bekasi.

“Ini bentuk ketidak profesionalan dan arogansi para pejabat yang anti kritik sehingga timbul pengancaman terhadap wartawan. Awalnya saya mencoba memahami dan membawa diam, harusnya dia meminta Dewan Pers untuk memberikan Hak Jawab bukan ancaman terhadap wartawan,” tegasnya.

Sementara itu Lurah Pekayaon saat dikomfirmasi awak media melalui pesan whatsapp terkait ancaman yang dilakukan menjawab singkat dan mengarahkan datang ke kantor.

” Nanti aja bang kalo mau minta tanggapan di lantor, kantor. Nanti salah ngomong jadi apa baee yaa. Hehehe,” katanya. (Sar)

scroll to top